Kementan Ekspor Tenaga Terlatih Petani Milenial Magang ke Taiwan

By Admin


nusakini.com - “Kalian semua adalah duta bangsa Indonesia. Yang mendapatkan tugas dan kehormatan untuk melaksanakan magang di negara Taiwan. Atas nama bangsa Indonesia melaksanakan tugas negara yang sangat mulia magang untuk menyerap ilmu pengetahuan dan teknologi vokasi pertanian yang nanti dibawa ke negara kita dipraktekan. Kalian harus menjadi petani milenial yang membawa Indonesia ke lumbung pangan dunia 2045” Prof. Dedi Nursyamsi, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembagnan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian melepas petani milenial peserta magang Taiwan angkatan pertama di Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang. (13/09/2019)

“Saat ini kita bisa ekpor tenaga manusia terlatih. Kalian semua sudah dilatih disini jadi kalian termasuk tenaga kerja yang berkemapuan, terlatih. Jangan lupa serap ilmunya bagaimana caranya sampai packaging dan pemasaran itu harus kalian serap”. Begitu pesan Prof. Dedi ke 54 Petani Milenial terlatih yang siap magang ke Taiwan 22 September 2019 nanti.

“Serap ilmu pengetahuan, serap pengalaman bagaimana mengelola pertanian dari hulu sampai hilir. Teknologi inovasi itu yang harus diimplementasikan untuk menekan biaya produksi. Inovasi teknologi sangat penting dalam meningkatkan produktivitas itu yang harus kalian kuasai”. Prof. Dedi menambahkan “Jangan berhenti disitu teruskan bagaimana melakukan pengolahan-pengolahan untuk menghasilkan beribu bahkan berjuta produk turunan. Karena produk turunan itu yang memberikan nilai tambah jauh lebih besar dari apa yang kita lakukan di hulu”.  

Intinya kualitas harus tetap kita jaga dari mulai kebun sampai dengan meja makan. Itu yang membuat harga produk pertanian bagus. Sandi 24 tahun tetapi dia mampu menghasilkan tomat 1 kilo harus 9 tomat tidak 10 atau 8. Karena kalau 1 kilo tomatnya 9 butir harganya 19 ribu tapi kalau 1 kilo 10 atau 11 harganya Cuma 1500. “Artinya kualitas, seperti yang diinginkan konsumen kita. Hanya gara-gara jumlah butir dalam satu kilo harganya belipat ganda itu kualitas”. Tegas Prof. Dedi Nursyamsi.

Komoditas berdaya saing harus produktivitas tinggi dengan kualitas tinggi yang terjaga dan kontinuitas yang terjamin. Karena itu tegas Prof. Dedi “kalian semua sebagai generasi penerus harus mampu menghasilkan produktivitas yang tinggi. Kalau rata5 ton/ha kalian harus bisa menghasilkan 10ton /ha padi. kalau sekarang sayuran, horti buah-buahanan hanyanya 5-10 ton/ha kedepan kalian harus bisa 10-20 ton/ha”. 

“Jadi kalian semua yang ada disini harus hebat”. Prof Dedi tidak hentinya mengingatkan “Untuk itulah kalian semua dimagangkan di Taiwan. Untuk meningkatkan kapastisas, kemampuan, pengalaman kalian bagaimana Bertani yang baik. Bukan hanya memelihara saja, atau memproduksi tapi juga bagaimana mensortasi, packaging yang baik dan menjual produk kita dengan baik. Kembali ke Negara Indonesia menjadi job creator pertanian”.  (pr/eg)